Selasa, 12 May 2020
Kerendahan Hati Dan Kebesaran
Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati (Yakobus 4:6).
Di dalam pengajaran Yesus, Ia mendemonstrasikan kerendahan hati. Ketika sudah waktu bagi-Nya untuk dibaptis, Ia tidak merasa lebih tinggi dari Yohanes Pembaptis, meskipun Ia adalah Anak Allah. Sebaliknya, Ia mengizinkan supaya Firman digenapi (Baca Matius 3:13-15). Itu karena sesungguhnya orang yang besar itu rendah hati dan didorong oleh satu hal saja: menggenapi Firman Allah; melakukan segalanya dengan cara Tuhan. Mereka juga terinspirasi untuk melayani.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu” (Matius 20:26). Dia tidak hanya mengatakan itu kepada mereka, Ia melakukannya dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. Lalu Ia menjelaskan tindakan-Nya, dengan berkata, “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya” (Yohanes 13:13-17).
Di dalam Filipi 2, kita membaca lagi tentang kerendahan hati-Nya yang tidak tertandingi. Meskipun Ia sendiri Allah, Ia merendahkan diri-Nya dan mati sebagai penjahat bagi kita. Tetapi lihat hasil dari kerendahan hati-Nya: “...Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:9-11). Haleluya!
Filipi 2:5 berkata, “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”; artinya, contohilah kerendahan hati-Nya. Itulah jalan menuju kebesaran; tidak ada jalan pintas. Kesombongan mendahului kejatuhan, tetapi kerendahan hati meninggikan.
DOA: Bapa di surga, aku bersyukur untuk pencerahan oleh Firman. Aku hasil dari Firman-Mu, dan aku berjalan dalam kerendahan hati dan kasih, kesadaran akan anugerah yang menuntunku dalam perjalanan yang besar ke atas dan ke depan, dalam Nama Tuhan Yesus. Amin.
AYAT RENUNGAN:
Amsal 18:12; Matius 18:4; Efesus 5:1 AMPC
RENCANA PEMBACAAN ALKITAB 1 TAHUN: Yohanes 6:1-24 & 1 Raja-Raja 9
RENCANA PEMBACAAN ALKITAB 2 TAHUN: 1 Korintus 7:25-40 & Amsal 8