Sabtu, 27 Juni 2020

Memberkati Adalah Mengucap Syukur

Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan amin atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? (1 Korintus 14:16).

Secara umum, memberkati berarti memohon kekuatan Tuhan ke dalam sesuatu atau ke dalam kehidupan seseorang, menghasilkan promosi, perkembangan, peningkatan, kekuatan, dan lain-lain. Tetapi ada aspek lain dari berkat. Misalnya, Alkitab berbicara tentang kita memberkati Tuhan; bagaimanakah engkau memberkati-Nya? Dan ketika kita berkata, “Diberkatilah pekerjaanmu,” misalnya, bagaimana engkau melakukannya? Juga, ayat tema kita berbicara tentang berkat dalam roh; yaitu, berkat dalam bahasa lidah; bagaimanakah engkau melakukannya?

Tetapi kemudian, membaca bagian penutup dari ayat itu memberi kita petunjuk: dikatakan, “Bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan “amin” atas pengucapan syukurmu?” Dia menyamakan “berkat” dengan “mengucap syukur.” Dalam Matius 26:26, Alkitab berkata, “Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya…” Bagaimanakah Yesus memberkati roti?

Rasul Paulus, oleh Roh, menjelaskannya dalam 1 Korintus 11:23-24 yang mengatakan, “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya…” Matius berkata Yesus mengambil roti dan memberkatinya; lalu Paulus mendapatkan wahyu dan memberitahukan kita bagaimana Yesus melakukannya: yaitu dengan mengucap syukur.

Hal ini memungkinkan engkau mengetahui bagaimana untuk memberkati makananmu ketika engkau berada di meja saat makan. Itu bukan dengan mengatakan, “Ya Tuhan, berkati makanan ini demi nama Yesus”; tetapi dengan mengucapkan syukur kepada-Nya atas makanan itu. Begitulah cara Yesus memberkati roti itu. Demikian juga, ketika kita mengatakan, “Mari kita memberkati Tuhan,” itu berarti mengucap syukur kepada-Nya; engkau mengucap syukur kepada-Nya karena siapa diri-Nya, untuk yang Dia lakukan dalam hidupmu, dan untuk semua pekerjaan-Nya yang perkasa. Inilah yang harus selalu engkau lakukan.

Ketika engkau belajar untuk mengucap syukur atau memberkati Tuhan bagi sesuatu, engkau menerima sepenuhnya atas apa pun yang engkau syukuri, karena ucapan syukur membawa keutuhan. Kemuliaan bagi Nama-Nya selamanya.


DOA: Bapa terkasih, Engkau pemurah dan baik hati! Aku memberikan pujian dan ucapan syukur atas hadirat-Mu dalam hidupku, dan untuk tangan berkat-Mu yang perkasa atasku. Aku mengakui rahmat, kemurahan, hikmat, dan kuasa yang dengannya aku hidup penuh kemenangan hari ini dan senantiasa, dalam Nama Yesus. Amin.

AYAT RENUNGAN:
1 Tesalonika 5:18 NIV; Kolose 3:17; Mazmur 107:1


RENCANA PEMBACAAN ALKITAB 1 TAHUN: Kisah Para Rasul 13:1-12 & Nehemia 7-8

RENCANA PEMBACAAN ALKITAB 2 TAHUN: 2 Korintus 9:11-15 & Yesaya 15-16