Jumat, 1 May 2020
Segenap Hati
Amazia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem; nama ibunya ialah Yoadan, dari Yerusalem. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, hanya tidak dengan segenap hati (2 Tawarikh 25:1-2).
Apa yang kita baca di atas cukup menarik; dikatakan Amazia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, hanya tidak dengan segenap hati. Allah tidak menilai apa yang dilakukannya, tetapi ketulusan hatinya. Ia melakukan apa yang benar, paling tidak itulah yang dikatakan Tuhan. Namun tidak dengan segenap hati—yaitu ketulusan hati.
Kita lihat contoh lain di 1 Raja-raja 15, mengenai Raja Asa. 1 Raja-raja 15:14 menunjukkan kesalahan dalam tindakannya, namun tidak mengurangi kesungguhan hatinya menurut Tuhan. Di katakan, “Sekalipun bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan, namun Asa berpaut kepada TUHAN dengan segenap hatinya sepanjang umurnya.”
Contoh dari dua orang tersebut, yang pertama melakukan apa yang benar dimata Tuhan namun tidak dengan segenap hati, yang satunya tidak melakukan apa yang benar namun berpaut kepada Tuhan dengan segenap hati. Jadi tidak dengan segenap hati (Amazia) namun melakukan yang benar dan dengan segenap hati (Asa) tapi tidak melakukan yang benar. Tetapi Tuhan memanggil Abraham ke tingkat kesungguhan yang lebih tinggi ketika Dia berkata, “hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela” (Kejadian 17:1); Dia menuntut kesungguhan tindakan dari dalam hati; ketulusan hati yang melahirkan tindakan yang benar.
Itulah yang kita miliki di dalam Kristus; kita dilahirkan sempurna di hadapanNya, dengan hati yang tulus yang menghasilkan kebenaran. Dia telah memberikan kita hati yang sungguh- sungguh (roh yang sempurna). Percayai hal itu; akui dan hiduplah demikian. Hidup dari hatimu, menyatakan kebenaran dan ketulusanNya di dalam dirimu kepada dunia: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Petrus 2:9 AMPC).
DOA: Bapa terkasih, terima kasih untuk ketulusan hatiku. Aku menghasilkan kebenaran karena sifat Kristus yang di dalamku. Hidupku adalah pernyataan kemuliaan dan kesempurnaanMu, sekarang dan selamanya, dalam Nama Yesus. Amin.
AYAT RENUNGAN:
1 Raja-Raja 15:14; Matius 5:48 AMPC; 1 Yohanes 4:17
RENCANA PEMBACAAN ALKITAB 1 TAHUN: Lukas 24:13-35 & 2 Samuel 9-11
RENCANA PEMBACAAN ALKITAB 2 TAHUN: 1 Korintus 2:1-11 & Mazmur 143-144