Minggu, 17 Juli 2022
MELAYANI DI RUANG KUDUS
Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus (Ibrani 9:2).
Dalam Perjanjian Lama, dari perintah yang Tuhan berikan kepada Harun dalam Keluaran 30:7-8, kita mengamati pelayanan para imam di bait suci. Dia berkata, “Setiap pagi, pada waktu Harun membersihkan pelita-pelita,ia harus membakar ukupan yang harum di atas mezbah itu. Dan setiap sore, apabila ia menyalakan pelita-pelita, ia harus membakar ukupan di hadapan TUHAN. Hal ini harus dilakukan terus-menerus, turun-temurun.” Perhatikan Dia berkata bahwa pelita harus terus menyala; dan ketika menyalakannya di malam hari, dan di pagi hari, dia harus membakar dupa. Ini adalah perintah yang sangat spesifik mengenai pelayanan para imam di bait suci di dalam Perjanjian Lama.
Sekarang, jika kita baca ayat tema kita dalam Alkitab versi New International, dikatakan, “Sebuah tabernakel didirikan. Di ruang pertama adalah kaki dian, meja dan roti yang dikuduskan; ini disebut Tempat Suci.” Di tempat kudus itu, kita memiliki tiga hal: roti (meja roti sajian), kandil (Menorah), dan tepat sebelum tabir adalah altar dupa. Ini adalah tiga perabot di Bait Suci. Bagaimana hal ini berlaku bagi kita hari ini?
“Roti” adalah pelajaran dan renungan kita tentang Firman. Ingatlah bahwa “roti sajian”, yang juga disebut sebagai Roti hadirat-Nya, hanya dimakan oleh para imam (Imamat 8:31, Imamat 24:8). Dan Alkitab mengatakan kita telah dibuat menjadi “raja dan imam bagi Tuhan” (Wahyu 1:6); kita adalah imamat yang kudus bagi Allah. Oleh karena itu, kita memenuhi syarat untuk memakan “Roti hadirat-Nya,” yang melambangkan meditasi kita akan Firman.
Hal kedua di ruang kudus itu setiap hari adalah pelita Roh. Tuhan berkata kepada Harun, “Berbicaralah kepada Harun dan katakanlah kepadanya: Apabila engkau memasang lampu-lampu itu, haruslah ketujuh lampu itu menerangi yang di sebelah depan kandil” (Bilangan 8:2). Ini melambangkan tujuh roh Tuhan: “Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah” (Wahyu 4:5). Ini mengacu pada kepenuhan Roh; persekutuan kita dan kepenuhan Roh yang terus-menerus. Engkau harus mempertahankan kepenuhan Roh itu setiap hari; pelajari Efesus 5:18-21; disitu ditunjukkan caranya.
Hal ketiga di ruang kudus itu adalah mezbah dupa, yang menandakan pelayanan doa orang-orang kudus: Mazmur 141:2, “Biarlah doaku adalah bagi-Mu seperti persembahan ukupan, dan tanganku yang terangkat seperti persembahan korban pada waktu petang.” Ini mengacu pada doa penyembahan, pujian, ucapan syukur, dan syafaat kita. Hari ini, engkau adalah ruang kudus itu, dan di ruang kudus itu, ada tiga hal ini: Firman, Roh, dan doa. Renungkan Firman setiap hari; selalu dipenuhi dengan Roh; dan selalu berdoa.
DOA: Bapa terkasih, terima kasih atas hak istimewa pelayananku di ruang kudus-Mu. Saat aku memberikan diriku untuk berdoa, belajar dan merenungkan Firman, dengan terus-menerus dipenuhi dengan Roh, aku selalu menang. Roh-Mu bekerja di dalamku, dan aku memiliki kasih karunia yang terus meningkat untuk pelayanan yang terus meningkat, dalam Nama Yesus. Amin!
AYAT RENUNGAN:
Keluaran 30:7-8 NKJV; Kolose 3:16; Efesus 5:18-20
RENCANA PEMBACAAN ALKITAB 1 TAHUN: Kisah Para Rasul 25:1-12 & Mazmur 7-10
RENCANA PEMBACAAN ALKITAB 2 TAHUN: Galatia 5:1-12 & Yesaya 37